CONTENT

14 Desember 2008

IBNU SINA : Falsafat al-Nafs

Jiwa merupakan (1) rahasia Allah dalam ciptaan-Nya, (2) ayat-ayat-Nya yang ada dalam diri hamba-Nya,
(3) teka - teki kemanusiaan yang belum terpecahkan, (4) sumber aneka pengetahuan dan sumber ilmu
yang tak terbatas, tetapi belum pernah disebutkan bahwa hakikatnya telah diketahui dengan pasti dan
benar, bahkan sebagai (5) sumber berbagai pemikiran yang jelas dan terang tetapi pemikiran jiwa
mengenai hakekatnya penuh dengan ketidakjelasan dan kekaburan. Meskipun demikian, manusia sejak
awal perkembangannya rindu unuk mengetahui dan secara serius berusaha memahaminya. Hingga kini
manusia selalu mencurahkan segala kemampuannya untuk mengetahui hakikat dan permasalahan jiwa.
Dengan penuh semangat ia selalu ingin mengetahui lebih teliti tentang hakikatnya, ingin tahu hubungan
jiwa dengan badan dan ingin menjelaskan bagaimana akhir kesudahannya.


Bagaimana tidak, padahal manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu mengenai segala hal, dia
paling senang untuk mengetahui hal-hal misterius yang belum dikenal. maka bila ia kelak melangkah
cukup jauh dalam memahami alam semesta dan telah menerangkan berbagai fenomenanya, sudah
barang tentu jiwa yang ada pada dirinya lebih utama untuk diteliti, dibahas dan dijelaskan. ( Madkour,
h.168 ).

Seperti al Farabi, yang mengatakan bahwa manusia terdiri dan dua unsur : jiwa dan jasad, maka Ibn Sina
juga menyatakan, dua unsur tersebut membentuk manusia.

Unsur jasad dengan segala anggotanya merupakan alat bagi jiwa dalam melakukan aktifitasnya. Dari itu,
jiwa berbeda secara hakiki dengan jasad yang selalu berubah, berganti, berlebih, berkurang, sehingga ia
mengalami kefanaan setelah berpisah dari jiwa

Dengan demikian, hakikat manusia adalah jiwa, sehingga perhatian para filosof Islam lebih terpusat pada
jiwa dari pada jasad dalam membahas masalah manusia. (Daudy, h. 78).

Download komplitnya disini

0 komentar: