CONTENT

14 Mei 2008

Belajar Bijak dari Nelayan

Cerita berikut ini saya peroleh dari milis saya di ”tambangupn_97@yahoogroups.com”. Cerita yang cukup menarik dan menggugah kesadaran. Silahkan direnungi.

CERITA SATU
Seorang Cendekiawan menumpang perahu di sebuah danau, ia bertanya kepada tukang perahu.
” Sobat, pernahkah anda mempelajari Matematika ? ”
” Tidak. ”
” Sayang sekali, berarti anda telah kehilangan seperempat dari kehidupan anda.
Atau Barangkali anda pernah mempelajari ilmu filsafat ? ”
” Tidak. ”
” Dua kali sayang, berarti anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan anda.
Bagaimana dengan Sejarah ? ”
” Juga tidak . ”
” Artinya, seperempat lagi kehidupan anda telah hilang ”

Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terjadi badai. Danau yang tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangi merekapun oleng. Cendekiawan itu pucat ketakutan. Dengan tenang tukang perahu itu bertanya ,

” Apakah anda pernah belajar berenang ? ”
” Tidak ”
” Sayang sekali, berarti anda akan kehilangan seluruh kehidupan anda. ”

Cerita tersebut mengajarkan 3 hal kepada kita.

Pertama,

Kita tidak boleh sombong. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang tinggi hati akan direndahkan. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan di tinggikan pada waktunya.

Kedua,
Setinggi apa pun pendidikan kita, kita tidak mungkin menguasai semua ilmu, apalagi ketrampilan.

Ketiga,
Kita membutuhkan orang lain, tidak peduli seberapa rendah pendidikan orang itu.


CERITA DUA

Cerita tentang nelayan adalah cerita klasik yang kebenaranya perlu kita renungkan.
Suatu kali seorang pengusaha sedang berlibur ke sebuah kampung nelayan. Ia merasa terganggu saat melihat seorang nelayan sedang bersantai di bawah pohon.

” Pak, mengapa Bapak tidak melaut ? ”
” Saya sudah melaut semalaman dan saya perlu beristirahat ”
” Kalau bapak melaut lagi, bapak akan menghasilkan banyak ikan ”
” Lalu ? ”
” Bapak bisa mengumpulkan uang untuk membeli sebuah perahu ”
” Lalu ? ”
” Dengan perahu itu, bapak tidak perlu lagi menyetorkan sebagian keuntungan bapak kepada pemilik perahu ”
” Lalu ? ”
” Bapak bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk membeli perahu kedua ”
” Lalu ? ”
” Dengan dua perahu, bapak bisa menghasilkan lebih banyak uang dan membeli perahu ketiga, keempat, kelima dan seterusnya ”
” Lalu ? ”
” Jika perahu bapak sudah banyak, bapak bisa menyewakannya pada nelayan lain sehingga bapak tidak perlu lagi melaut ”
” Lalu ? ”
” bapak bisa hidup tenang dan bersantai ”

Nelayan itu tersenyum dan berkata .
” Menurut bapak, apa yang sedang saya lakukan sekarang ? ”


Nasihat pengusaha itu baik. Namun, apa yang dilakukan nelayan itu justru mengajarkan satu hal.
”Hidup harus seimbang”
Kita perlu, secara sengaja, berhenti sejenak dari kerja keras dan rutinitas kita untuk menikmati segaranya rerumputan hijau, kicauan burung di udara, dan harumnya mawar yang sedang mekar.


0 komentar: