CONTENT

31 Oktober 2008

Dakwah Sebagai Disiplin Ilmu : Pembidangan Ilmu Agama Islam

Pendahuluan
Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup semua persoalan yang muncul di tengah-tengah ummat bisa ditanyakan langsung dan dijelaskan oleh Nabi tanpa memerlukan interpretasi yang sulit dipahami. Namun, sesudah Nabi Muhammad SAW wafat, persoalan-persoalan yang muncul kemudian, baik di aqidah, syari’ah maupun bidang muamalah (kemasyarakatan) dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang mereka hadapi, tidak serta merta diperoleh jawabannya. Para sahabat, ketika itu, bahkan kaum Muslimin generasi berikuthya mencari jawaban persoalan-persoalan yang dihadapi melalui berbagai upaya, mencarinya pada landasan dasar agama Al-Qur’an dan Al-Hadits, maupun dengan cara ijtihad dengan landasan akal atau melalui kaidah-kaidah yang berlaku dan dapat diterima.

Persoalan-persoalan yang muncul tersebut, secara historis kronologis meliputi aspek agama yang paling mendasar yaitu tentang Alqur’an, tentang hukum Islam dan tentang dakwah Islamiyah. hasil kerja keras para ulama dan ilmuwan Muslim yang dilandasi rasa tanggung jawab yang besar melanjutkan Risalah Rasulullah, memelihara kemurnian ajaran Islam dan melanjutkan dakwah Islamiyah, adalah tersusunnya sejumlah ilmu pengetahuan agama. Dengan memperhatikan objek material dan objek formal masing-masing pokok kajian tertentu telah terjadi pengelompokan, klasifikasi atau pembidangan ilmu-ilmu agama Islam, seperti yang kita lihat kemudian.


Hakekat Ilmu
a. Pengertian ilmu

Istilah ilmu atau “ilmu pengetahuan” bersinonim dengan istilah seperti “wotenschap” (Belanda) yang mengandung pengertian ilmu dalam arti yang seluas-luasnya mencakup segenap pengetahuan manapun yang tersusun secara sistematis. Science (Inggris) yaitu kumpulan pengetahun yang tersusun secara sistematis yang bahan-bahannya terdapat di luar diri manusia yaitu kenyataan objektif bersifat empirik-positif. Istilah ilmu pengetahuan juga dipakai berkenaan dengan pengetahuan yang siap pakai (applied science). Pengertian ilmu seperti ini disebut dengan discipline. Ketiga istilah tersebut pada dasarnya memiliki arti yang sama yaitu “ilmu” atau “ilmu pengetahuan”. Penggunaannya tergantung dan sifat dan tujuan yang hendak dicapai dan kegiatan keilmuan tersebut.

Baik para ahil filsafat maupun ahli sosiologi memiliki pemahaman yang tidak jauh berbeda mengenai arti imu, yaitu ilmu adalah sejumlah pengetahuan hasil pemikiran manusia yang objektif yang tersusun secara sistematis. Akan tetapi pengertian ilmu yang diambil dan bahasa arab al’alim dan kata jadiannya, yang tercantum dalam Al-Qur’an mempunyai arti yang lebih luas dan mendalam.. Secara luas mengenai konsepsi ‘ilm yang pada intinya bahwa: “ilmu berarti pengenalan tempat-tempat yang tepat dan segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengenalan tentang tempat Tuhan yang tepat di dalam tata wujud dan keperluan. Pengertian ini digariskan atas dasar pada “makna sesuatu” yang dimaksud tiada lain sesungguhnya adalah objek pengetahuan yang benar menurut sudut pandang Islam sesuai dengan sistem konseptual Al-Qur’an.


baca lebih lengkapnya disini

0 komentar: