CONTENT

06 November 2008

Televisi Dalam Kontroversi : Mencermati Tayangan Televisi dari Berbagai Sisi

Pendahuluan
Media massa, khususnya televisi, tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media audio visal dengan ciri dan sifat yang khas. Televisi dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, dapat dilihat dan didengar, penyampaian pesan juga bisa secaa langsung ke rumah-rumah pemirsanya. Televisi, si kotak ajai ini diakui atau tidak telah mengambil sebagian besar waktu kita. Keberadaannya bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder, tetapi dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer. Ia telah menjadi teman bagi keluarga kita; menjadi sumber informasi dan hiburan.

Memang, televisi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi ia merupakan sumber informasi, ilmu pengetahuan, yang menyajikan gambar hidup, sehingga lebih dapat memberikan ‘rasa’ pada panca indera kita. Di sisi lain ia adalah media yang dapat meracuni pemirsanya dengan berbagai program tayangannya. Kita dapat melihat bagimana gelombang tsunami, hancurnya yogya karena gempa, tanah longsor dan banjir di berbagai wilayah Indonesia bahkan dunia, kedahsyatan perang di belahan dunia lain nun jauh di sana; kesemua itu tak dapat diberikan oleh media lain seperti radio atau koran.

Berita dalam televisi tidak lagi berupa sekumpulan pesan dalam sistem piramida (terbalik atau tidak). Berita telah menjadi drama kemanusiaan. Kathleen Hall Jamicson menyebut kekuatan televisi ini “dramatisasi dan sensasionalisasi isi pesan”. Apa yang dapat dilakukan televisi - dengan kekuatan luar biasa - adalah memobilisasikan emosi pemirsa di sekitar gambaran dunia politik yang hidup, disederhanakan, dan bersifat melodramatik, di mana pujaan dan kutukan menjadi kutub-kutub magnetisnya.

Secara lebih ekstrim, Gerbner, seorang pakar komunikasi dan peneliti televisi di AS, menyebut televisi sebagai agama masyarakat industri. Televisi telah menggeser agama-agama konvensional. Khutbahnya didengar dan disaksikan oleh jamaah yang jumlahnya lebih besar dari agama manapun. Rumah ibadatnya tersebar di seluruh pelosok bumi; ritus-ritusnya diikuti dengan penuh kekhidmatan, dan boleh jadi lebih banyak menggetarkan hati dan mempengaruhi bawah sadar manusia daripada ibadat agama-agama yang pemah ada.


Download lengkapnya disini

0 komentar: